Senin, 07 Januari 2019

Pilih Terjemah atau Pariwisata?


Beranjak memasuki semester genap, ada satu hal penting yang harus diketahui mahasiswa semester tiga prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA). Hal tersebut adalah adanya mata kuliah pilihan di semester empat yang hanya dapat dipilih satu dari empat mata kuliah pilihan yang ada. Mata kuliah tersebut adalah pendamping mata kuliah wajib. Adanya mata kuliah pilihan ini bertujuan untuk menumbuhkan keahlian alternatif pada diri mahasiswa selain menjadi guru/ pendidik bahasa Arab. Keempat mata kuliah pilihan yang dimulai pada semester empat meliputi terjemah yang dibagi menjadi Tarjamah Nushus Mu’ashriya dan Tarjamah Nushus Thurast, serta pariwisata yang dibagi menjadi ­Al-Arabiyah Lil Hajj Wal Umroh juga Al-Arabiyah Li Tijaroh Wa Tashni’.

Untuk mahasiswa yang memilih mata kuliah terjemah, baik Tarjamah Nushus Mu’ashriya (kontemporer) maupun Tarjamah Nushus Thurast (klasik), mereka akan difokuskan pada kegiatan penerjemahan naskah dari Arab ke Indonesia dan begitu pula sebaliknya. Mata kuliah yang akan mereka hadapi kedepannya jelas lebih fokus pada bidang penerjemahan, seperti Tarjamah Tahriri dan Tarjamah Syafawi. Biasanya, pihak prodi akan mengadakan pelatihan penerjemahan bagi mahasiswa terjemah semester tujuh dengan terlebih dahulu mengadakan MoU (Memorandum of Understanding) bersama markaz-markaz terjemah, seperti Lisan Araby di Malang.

Sementara itu, untuk mahasiswa yang memilih mata kuliah pariwisata, baik ­Al-Arabiyah Lil Hajj Wal Umroh (haji dan umroh) maupun Al-Arabiyah Li Tijaroh Wa Tashni’ (bisnis), mereka akan difokuskan pada pengembangan skill sebagai pemandu wisata berbahasa Arab, pemandu manasik haji dan umroh, bahkan diperkenalkan bagaimana dapat membuka biro travel sendiri. Kedepannya, mata kuliah yang akan  mereka hadapi tentu saja seputar ilmu pariwisata, travelling, juga magang di biro-biro travel dalam tempo satu bulan, yakni saat semester tujuh tiba. “Penjurusan pariwisata itu lebih mengarahkan kita agar siap menghadapi dunia kerja, didukung dengan adanya kegiatan praktek kerja lapangan (PKL), tapi tetap mempertahankan pembelajaran dasar untuk mahasiswanya,” ujar Adam Alam Pranama, salah satu mahasiswa PBA semester tujuh yang memilih pariwisata sebagai mata kuliah pilihannya. “Terus kadang, ada mata kuliah yang mengharuskan sampean untuk observasi obyek wisata, jadi kadang bisa jalan-jalan hehehe,” imbuh Nuril Indah Permatasari, mahasiswa PBA semester tujuh yang juga memilih mata kuliah pariwisata.

Adanya mata kuliah pilihan ini tentu saja menjadi peluang bagi mahasiswa PBA dalam meniti karir di kemudian hari. Banyak dari mahasiswa PBA dengan mata kuliah pilihan pariwisata beruntung diterima langsung untuk bekerja di biro-biro travel setelah magang satu bulan lamanya, juga segenap mahasiswa dengan mata kuliah pilihan terjemah berkesempatan menerbitkan buku hasil terjemahannya.

Mengenai kelebihan dan kekurangan dari masing-masing mata kuliah, Dr. Muflihah, MA selaku Ketua Prodi (kaprodi) PBA menegaskan hal tersebut tidaklah terlalu signifikan. Ini dikarenakan mata kuliah pilihan hanyalah memiliki bobot sekitar 16 sks dan selebihnya merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil mahasiswa untuk menyelesaikan studinya serta mengembangkan bahasa Arabnya. Namun di balik itu, tentu saja para mahasiswa memiliki review yang berbeda, “Untuk teori kebahasaan, anak tarjamah bisa unggul. Untuk pariwisata, praktek kebahasaannya bisa unggul,” papar Adam, sapaan akrab Adam Alam Pranama.

Jika berbicara tentang perbedaan dari pilihan yang ada, Abdurrosyid Akbar mahasiswa PBA semester tujuh menerangkan bahwa pengalaman di luar kampus lebih banyak didapat oleh mahasiswa pariwisata daripada tarjamah. Namun, untuk dunia kepenulisan tarjamah Arab ke Indonesia maupun sebaliknya, bisa ditemukan di mata kuliah tarjamah.

Perlu diketahui, sejak penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) tahun 2016, semua lulusan sarjana diharuskan memiliki SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah). Sehingga, para mahasiswa tentu saja harus fokus memilih pada satu mata kuliah pilihan sebagai salah satu syarat memperoleh SKPI tersebut. Mata kuliah pilihan yang sudah dipilih mahasiswa pada semester empat, akan menjadi acuan untuk pemilihan mata kuliah di semester mendatang. “Jadi, mata kuliah pilihan ini untuk menunjukkan agar kita (pihak prodi) bisa menerbitkan SKPI itu,” terang Bu Muf, sapaan akrab kaprodi PBA.

Pemilihan mata kuliah ini tentunya bergantung pada bidang yang diminati dan kecenderungan serta kemampuan yang dimiliki setiap mahasiswa: lebih suka menerjemah atau menjadi entrepreneur.  Jika komunikatif, bisa bergabung pada mata kuliah pariwisata. Jika komunikatif dan suka menulis, bisa bergabung dengan mata kuliah terjemah. “Biasanya orang-orang yang tekun dan kutu buku, dia seneng terjemah. Tapi kalo anaknya aktif, suka pergi-pergi, biasanya milih pariwisata,” papar kaprodi PBA yang baru saja dilantik tahun 2018 sembari tersenyum.

Disamping itu, ada satu hal yang harus diperhatikan sebelum memilih mata kuliah pilihan di semester empat, yakni sebuah pertimbangan mendalam dari diri mahasiswa. Pastikan pilihan tersebut berasal dari pilihan hati, bukan karena adanya unsur paksaan. Lalu konsultasikan pilihan kepada dosen wali, tanyakan hal-hal seputar mata kuliah pilihan pada kakak-kakak tingkat yang sudah pernah merasakan, dan jangan lupa untuk meminta persetujuan dari orang tua.  ­Diistikhorohi­ dulu,” pesan Bu Muf kepada para mahasiswa yang akan menentukan mata kuliah pilihannya. (uni)

HMP PBA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

Aktivis &Ketua HMP

أخي لن تنال العلم إلا بستة سأنبيك عن تفصيلها ببيان : ذكاء وحرص واجتهاد ودرهم وصحبة أستاذ وطول زمان

0 komentar:

Posting Komentar